Kabar-Indonesia.com | GRESIK - Mengkombinasikan gerakan tangan dalam menghasilkan lukisan yang punya daya tarik tersendiri, sekaligus hasil karya ini bisa laku terjual dengan harga yang wajar, tentunya diperlukan hati dan pikiran yang bahagia, demikian disampaikan pembina utama sanggar Daun, Arik Wartono, seusai membuka pameran disalah satu mall, Sabtu sore (12/11).
" Hampir 20 tahun kami menggeluti dunia seni rupa, dan hasil karya dari binaannya sudah menyebar di berbagai galery di semua benua, individu yang menjadi anak asuhnya beragam karakter, kini mulai mengajarkan enterprener terhadap siswa yang dibina, " jelas Arik.
Selama 18 tahun (2004-2022) Anak-anakdari sangar Daun telah konsisten mempersembahkan lebih dari 2000 (dua ribu) penghargaan internasional dari berbagai negara, lembaga PBB seperti UNESCO, UNEP, UNICHEF, dan lembaga HAM internasional, gallery seni dan museum seperti Saatchy Gallery, Look and Learn Gallery, IE NO HOKARI, KANAGAWA Gallery, museum Van Gogh dll, perusahaan multinasional seperti TOYOTA, BMW dll,
Telah berpameran di berbagai negara seperti USA, Jerman, Belanda, Prancis, UK, Rusia, Jepang, Korea, Mesir, UEA, Macedonia, Latvia, India dll serta diundang dalam berbagai festival Seni Rupa Anak internasional termasuk festival budaya dalam rangkaian even Berlin Marathon di Jerman dan Olimpyade Musim Dingin di Rusia.
Anang Prasetyo, penulis buku Menggambar dengan Memori Bahagia dari Tulungagung yang hadir dan membuka pameran dengan bangga serta menyatakan salut dengan Sanggar Daun yg mampu mengelola potensi anak didiknya sesuai dengan karakternya masing masing.
" Sangat sedikit seorang pembimbing yang bisa mengarahkan dan sekaligus memunculkan bakat dari masing masing individu binaannya, dan ustadz Arik ini salah satunya, " Jelas Anang.
Arik Wartono mulai mengajarkan untuk bisa menjual karyanya sendiri, dan juga milik dari teman yang satu sanggar, contoh kecil adalah karya lukis siswa Daun dijadikan hiasan pada kalender salah satu grup pengembang perumahan yang sangat bonafid. ( ali)
