Kabar-Indonesia.com | Bone - Fisik pekerjaan Dana Desa (DD) di Desa Manciri, Kecamatan Ajangale, Kabupaten Bone, diduga menggunakan analisa harga tinggi, baik pembangunan tuguh batas Desa maupun pekerjaan perkerasan jalan dan pembangunan talud yang di anggarkan melalui dana Dana Desa (DD).
Pasalnya, bangunan tuguh atau pembatas desa pada tahun 2016 itu diduga menggunakan analisis harga tinggi serta menghabiskan anggaran dana desa sebesar Rp 20.000.000. Dan kelihatannya pada batas desa itu tidak ada yang menarik dan biasa-biasa saja seperti batas desa pada umumnya.
Selain itu, pembangunan talud dan perkerasan jalan tani TA. 2019 yang menghabiskan anggaran sebesar Rp 232.114.000, dengan volume perkerasan 400 meter dan talud 400 meter, itu kuat dugaan menggunakan analisa harga tinggi.
Pantauan media dilokasi beberapa hari yang lalu, terlihat bangunan talud sudah mulai rusak dan pecah-pecah, sedangkan timbungan atau urungan jalan tidak merata, dan diduga dikerjakan asal jadi.
Selain itu, terlihat pula diprasasti pembangunan talud, perkerasan jalan pemukiman tahun 2020, dengan volume 57 meter dengan anggaran sebesar Rp 25.405.000.
Masih pantauan media ini, terlihat pula fisik pekerjaan paving blok tahun anggaran 2021, nampak juga terlihat kerusakan pada casting paving blok yang banyak mengalami kerusakan serta pecah-pecah, dan ini diduga dikerjakan asal-asalan.
Kuat dugaan pengelolaan Dana Desa di tahun 2022 di Desa Manciri dinilai tidak objektif dan diduga mengarah ke mark up.
Sementara itu, sekdes Manciri yang di konfirmasi mengatakan, saya tidak mempunyai kewenangan memberikan atau pun menyampaikan klarifikasi.
“ Silahkan hubungi Pak Desa, kalau pesan Chat WhatsApp biasa tidak direspon,” jelasnya.
Lanjut kata dia,“ Telepon langsung sama Pak Desa,” tegasnya melalui panggilan via telepon WhatsApp.
Kepala Desa Manciri, H. Najmuddin di konfirmasi pada Senin (31/07/2023) melalui pesan chat, panggilan via WhatsApp maupun panggilan via telepon celular belum memberikan keterangan.
Pesan chat WhatsApp yang dilayangkan kepada kepala Desa Manciri menunjukkan centang dua warna abu-abu, namun belum di respon. Begitu pun panggilan via telepon WhatsApp maupun panggilan via telepon celuler, panggilan berdering namun tidak dijawab.
Hingga berita ini ditayangkan, kepala Desa Manciri belum memberikan keterangan.
Di sisi lain, penggiat sosial, sebut saja “SM” menanggapi hal tersebut, ia mengatakan, akan menindak lanjuti ke aparat penegak hukum.
“ Saya akan melaporkan, mulai fisik pekerjaan tahun 2016 hingga fisik pekerjaan tahun 2022 ” tegas SM saat dikonfirmasi di salah satu warkop di kota Watampone, Selasa (01/08/23).
(r.s)