Kabar-indonesia.com | Pacitan – Rencana regrouping Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Baleharjo, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, menuai gelombang penolakan dari para wali murid. Sekolah yang memiliki lebih dari 120 siswa ini akan digabungkan dengan SDN Baleharjo 2, meskipun tidak memenuhi syarat regrouping yang biasanya diterapkan pada sekolah dengan jumlah siswa di bawah 60.
Penolakan datang karena SDN 1 Baleharjo memiliki nilai historis dan prestasi gemilang. Sekolah ini merupakan almamater Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono. Tak hanya itu, prestasi akademik siswa, termasuk keberhasilan lolos seleksi OSN tingkat Provinsi Jawa Timur, menjadi alasan kuat warga untuk mempertahankan keberadaan sekolah ini.
“Ini sekolah bersejarah dan berprestasi. Wali murid sudah sepakat menolak, bahkan anak-anak akan mogok belajar jika dipaksakan,” tegas Ketua Komite Sekolah, Mohtarom.
Ia juga menambahkan bahwa banyak orang tua siswa yang akan terdampak secara ekonomi jika regrouping terjadi, karena sebagian besar dari mereka adalah petani yang tidak memiliki fleksibilitas waktu dan transportasi.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Dinas Pendidikan Pacitan, Ririh Enggar Purwati menjelaskan, ada 14 sekolah yang direncanakan akan diregrouping menjadi 7, termasuk SDN 1 Baleharjo. Namun, keputusan akhir masih menunggu arahan Bupati.
“Dinas hanya menjalankan hasil kajian. Terkait penolakan, kami akan sampaikan ke pimpinan. Keputusan tetap di tangan Bupati,” ujarnya.
Wali murid berharap Pemkab Pacitan meninjau ulang keputusan ini dengan mempertimbangkan fakta lapangan dan sejarah panjang sekolah. Harapannya, keputusan akhir akan berpihak pada masa depan pendidikan anak-anak, bukan hanya berdasarkan angka di atas kertas. (Tim)